Struktur Pembinaan Beriman

Januari 8, 2009 - Leave a Response

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Balakang Masalah
Iman adalah pondasi dasar agama islam. Orang yang beriman akan mendapatkan kebahagiaan. Iman adalah sebuah keyakinan yang kuat yang dapat dibuktikan akan kebenarannya. Beriman bukan hanya ada di dalam hati, tapi juga perlu diaplikasikan dengan pengucapan dan perbuatan yang baik. Suatu agama akan runtuh jikalau keimanan penganutnya rendah, tapi sebaliknya juga, ketika suatu agama dianut oleh penganutnya dengan kuat maka akan tercipta kemajuan kemudian berkembang. Hal ini bisa dilihat dari keimanan di zaman rasulullah Saw, para shahabat dan tabiin yaitu kemajuan umat islam bisa dirasakan dan berkembang dengan pesat. Hal ini karena keimanan mereka sangat kuat yaitu berpegang teguh dengan keyakinannya. Tapi kita bisa melihat kejadian zaman sekarang, islam mulai redup disebabkan penganutnya yang sangat rendah dalam masalah iman. Maksiat sudah menjadi makanan sehari-hari, hanya beberapa orang yang keimanannya dipegang teguh. Kemudian muncul istilah islam KTP (Kartu Tanda Penduduk), yakni agamanya islam tapi aplikasi terhadap agamanya sangat minim. Zaman sekarang yang dipentingkan adalah materi bukan keimanan. Siapa yang kuat (kaya) dia akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas.
Pada hakikatnya pangkat dan jabatan tidak membuat seseorang mulia di hadapan Allah Swt. Begitu pula dengan harta dan kekuasaan, tidak akan memiliki nilai yang berarti selama dia ingkar terhadap ketentuan Allah Swt. Pekerjaan yang dimata manusia terlihat remeh, bahkan dianggap hina, namun akan memiliki kualitas penilaian yang sangat tinggi bila pekerjaan itu disertai dengan keimanan dan ketulusan pengabdian di hadapan Allah Swt. Sebaliknya, walaupun dia bintang film, pangeran atau kaisar yang dipuja dan disanjung-sanjung oleh setiap orang, selama mereka tidak beriman kepada Allah maka tidak akan bernilai-nilai apa-apa disisi Allah Swt.
Dari uraian di atas, sudah sangatlah jelas bahwa pentingnya orang yang mempunyai iman kepada Allah. Iman dapat memberikan kita menjadi maju dan amal kita diterima kepada Allah Swt. Struktur iman ada 6 macam kemudian bercabang-cabang menjadi 77 cabang, dari semuanya itu kalau dilakukan mengarah kepada kebaikan. Dalam makalah ini, kami akan mengklasifikasikan dalam pembahasan yang bertujuan agar lebih efektif dan efisien yaitu mengenai “pembinaan struktur beriman”.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud iman?
2. Apa yang dimaksud dengan struktur iman?
3. Bagaimana cara pembinaan struktur beriman?

3. Tujuan Makalah
1. Untuk dapat mengetahui makna tentang iman.
2. Untuk dapat mengetahui struktur beriman.
3. Untuk dapat mengetahui cara membina struktur beriman.

4. Metodologi penulisan Makalah
Makalah ini menggunakan metode library, yaitu kami mencoba untuk menelaah buku-buku yang berkaitan dengan makalah kami.

BAB II
STRUKTUR PEMBINAAN BERIMAN

1. Definisi Iman
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah : membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Ini adalah pandapat jumhur ulama..
Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. adalah benar, mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
2. Struktur Iman
Firman Allah dalam al-Qur’an
        •                  •   
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.” (Surah an-Nisa: 136)
Hadis Nabi Muhammad Saw.
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلِايْمَانِ : قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَ مَلآئِكَتِهِ وَ كُتُبِهِ وَرَسُوْلِهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ مِنَ اللهِ تَعَالَي.
Berkata malaikat Jibril As. : berithukanlah aku tentang iman. Nabi menjawab : iman ialah hendaklah kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, hari kiamat, kamu beriman kepada takdir yang baik dan buruk (dari Allah).
Dari ayat al-Qur’an dan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang beriman adalah orang yang percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, qadha dan qadar. Jadi struktur iman itu dimulai dari beriman kepada Allah sampai kepada qadha dan qadar. Di bawah ini adalah rincian tentang iman.
Iman kepada Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : جَدِّدُوْا اِيْمَانَكُمْ. قِيْلَ وَ كَيْفَ نُجَدِدُ اِيْمَانَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : أَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ. (رواه أحمد و الحاكم)
Dari Abu hurairah ra. Berkata : Rasulullah Saw bersabda : perbaruilah imanmu. Dikatakan : bagaimana kita memperbaharui iman kita wahai Raslullah. Beliau bersabda : perbanyaklah membaca “la ilaha illallah” (HR. Ahmad dan al-Hakim).
Kalimat la ilaha illa Allah atau biasa disebut kalimat thayyibah adalah suatu pernyataan pengakuan tentang keberadaan Allah yang maha Esa. Allah adalah maha Esa, baik dalam zat, sifat maupun perbuatan. Esa dalam zat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan Dia pun tidak mempunyai sekutu. Esa dalam sifat berarti bahwa tak seorang pun yang memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah . Dan Esa dalam perbuatan (af’al) ialah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah.
Untuk mengetahui adanya Allah, kita bisa melihat alam semesta ini. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaan Tuhan. Pertama, paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada (creation ex-nihilo). Ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel (jauhar) yang merupakan inti. Ketiga, paham yang mengatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
Iman kepada Allah adalah doktrin utama dalam islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Ia adalah dimensi ta’abudi yang terkait dengan petunjuk dan pertolongan Allah atas hamba-Nya. Tanpa hidayah dari Allah, akan sulit bagi siapa pun untuk dapat mempercayai-Nya.
Pengertian iman kepada Allah adalah beri’tikad bahwa sesungguhnya Tuhan adalah Tunggal, Esa, tidak ada yang menyamai pada-Nya baik sifat maupun ZatNya, tidak ada sekutu dalam ketuhananNya. Maksud ketuhanan di sini adalah yang berhak disembah. Juga percaya bahwa Allah itu Qadim (dahulu) tidak ada permulaannya dan kekal tidak ada batas akhirnya.
Iman kepada Malaikat-Nya
Malaikat atau terkadang disebut al-mala’ al-a’la (kelompok tertinggi) adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dai al-Nur (cahaya). Menurut Fazlur Rahman yang diterangkan dalam Ensiklopedi Islam, malaikat adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah Swt yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.
Tugas malaikat itu ada yang dikerjakan di alam ruh dan ada pula yang dikerjakan di alam dunia. Tugas malaikat di alam ruh ialah menyucikan atau bertasbih serta taat dan patuh sepenuhnya kepada Allah Swt, memikul ‘arsy, memberi salam kepada ahli surga, dan menyiksa para ahli neraka. Adapun di antara tugas malaikat di alam dunia ialah menurunkan wahyu yang diemban oleh malaikat Jibril. Ia disebut juga ruh al-amin, ruh al-qudus. Adapun tugas malaikat-malaikat yang lainnya adalah sebagai berikut : malaikat Mikail mengatur perjalanan bintang-bintang, menentukan musim seperti menurunkan hujan dan panas serta menurunkan rezeki; malaikat Ijrail bertugas mencabut nyawa; malaikat israfil bertugas meniup sangkakala ketika terjadi kiamat besar; malaikat Raqib dan ‘Atid bertugas mencatat segala perbuatan manusia, kalau Raqib berada di sebelah kanan manusia yang mencatat perbuatan baik, sedangkan ‘Atid berada di sebelah kiri yang mencatat perbuatan buruk; malaikat Munkar dan Nakir bertugas memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur; Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, tempat manusia menerima sanksi sebagai balasan perbuatan buruk mereka ketika hidup di dunia; Maliakat Ridwan bertugas menjaga surga, tempat manusia sebagai ganjaran atas perilaku baik mereka di dunia.
Beriman kepada malaikat berarti bahwa mereka itu makhluk yang mulia, tidak pernah durhaka terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, mereka selalu mengerjakannya dengan baik, dan benar apa yang diperintahkan oleh mereka.
Iman kepada Kitab-kitab-Nya
Ayat-ayat Allah Swt yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntunan itu dapat dibedakan menjadi dua : pertama, ayat-ayat yang tertulis di dalam kitab-kitab-Nya; dan kedua, ayat-ayat yang tidak tertulis yaitu alam semesta.
Ayat-ayat yang tertulis terformulasikan dalam empat kitab : al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur yang masing-masing diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., nabi isa a.s., Nabi Musa a.s., dan Nabi Daud a.s. keempat kitab tersebut disebut kitab-kitab langit. Karena kitab-kitab yang diwahyukan kepada para nabi dan rasul. Hanya saja , kitab-kitab selain al-Qur’an sudah terkontaminasi oleh manusia sebagaimana diberitahukan dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an. Islam mengajarkan bahwa mempercayai dan mengimani semua kitab-kitab Allah itu adalah wajib. Ia merupakan konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah Swt. Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab tersebut. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Sw dalam surat al-Baqarah ayat 4
            
Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu , serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat .
Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, percaya bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah yang azali yang berdiri sendiri, tidak menggunakan huruf dan suara dan apa yang dimuatnya adalah benar. Dan sesungguhnya Allah menurunkan kitab-Nya kepada sebagian rasul dahulu dengan menggunakan lafad yang tertulis pada papan atau dengan melewati lidah malaikat.
Iman kepada Rasul-rasul-Nya
Doktrin islam mengajarkan agar setiap orang islam beriman kepada semua rasul yang diutus oleh Allah Swt tanpa membedakan antara satu rasul dengan rasul lainnya. Secara bahasa rasul adalah orang yang diutus. Artinya, ia diutus untuk menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang, dan misi atau risalah. Secara terminology, rasul berarti orang yang diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.
Dalam mengartikan rasul dan nabi, para ulama terbagi dua kelompok. Kelompok pertama mempersamakan arti keduanya; dan kelompok kedua membedakannya. Menurut kelompok pertama, baik rasul maupun nabi sama-sama menerima wahyu yang harus disampaikan kepada umatnya. Adapun menurut kelompok yang kedua, hanya rasul yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya, sementara nabi tidak dibebankan kewajiban itu. Firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 213 yang menerangkan tentang keberadaan Rasul.
 •• •    •         ••                                     
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (al-Baqarah : 213)”
Diantara tugas yang diemban oleh para rasul antara lain yaitu : pertama, mengajarkan tauhid dengan segala sifat-sifat-Nya; kedua, mengajak manusia agar hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah; ketiga, mengajarkan kepada manusia agar memiliki moral atau akhlak yang mulia; keempat, mengajarkan kepada manusia norma-norma kehidupan agar selamat di dunia dan di akhirat; kelima, mengajak menusia agar selamat bersemangat dalam bekerja dan berusaha serta menjauhkan sifat-sifat malas sehingga terjadi keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat; keenam, mengajak manusia agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan ketujuh, menyampaikan berita-berita yang bersifat gaib, seperti malaikat, surga dan neraka, alam kubur dan alam akhirat.
Beriman kepada para rasul yakni percaya bahwa mereka itu diutus oleh Allah kepada manusia dan mereka dibersihkan dari perbuatan yang tidak layak dan kekurangan. Jadi mereka terjaga dari perbuatan dosa kecil atau dosa besar sebelum diangkat menjadi nabi atau sesudahnya.
Iman kepada Hari akhir
Manusia itu tersusun dari dua unsur : tubuh kasar dan ruh. Ruh adalah urusan Allah yang termasuk gaib. Ketika manusia mati, ruh tidak ikut mati tetapi kembali ke arwah. Oleh karena itu, akal pikiran manusia tidak mampu menerangkan ruh dengan jelas.
Kematian merupakan pintu bagi manusia untuk memasuki alam kedua, alam kubur, atau disebut alam barzakh. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai periode antara kehidupan dunia dan akhirat. Keberadaan di alam barzakh memungkinkan seseorang dapat melihat kehidupan dunia dan akhirat. Ia bagaikan suatu ruangan kaca yang penghuninya bis melihat ke bagian depan berupa hari kemudian dan ke arah belakang pentas kehidupan dunia. Kehidupan di alam barzakh bisa menyenangkan, bisa juga menyedihkan; bergantung pada perbuatan dalam kehidupan dunia. Jika amalnya baik maka baik pula kehidupan alam kuburnya; jika amalnya buruk maka buruk pula kehidupan alam kuburnya.
Beriman kepada hari akhir berarti ia dimulai dari hari kematian sampai akhir apa yang terjadi di dalamnya. Seseorang hendaknya mempunyai I’tikad bahwa hari akhir itu ada dan percaya apa yang terjadi di dalamnya seperti pertanyaan dua malaikat munkar dan nakir, keni’matan dan siksaan di alam kubur, hari kebangkitan, balasan perbuatan manusia di dunia, hisab, timbangan amal perbuatan, jembatan di atas neraka jahannam, surga, neraka dan lain-lainnya.
Iman kepada qadha dan qadar
Meyakini qadha dan qadar, kita bisa mengambil rujukan dari kitab jawahir kalamiyah yakni meyakini sesungguhnya perbuatan manusia, baik perbuatan itu termasuk ikhtiar, seperti berdiri, duduk, makan dan minum, maupun karena terpaksa seperti jatuh dan sebagainya itu terjadi karena iradat (kehendak) dari takdir Allah sejak zaman Azali dan Allah Swt mengetahuinya sebelum wahyu terjadinya.
Beriman kepada takdir yaitu percaya bahwa apa yang telah ditakdirkan oleh Allah pada zaman azali mesti terjadi dan apa yang tidak ditakdirkan maka tidak akan terjadi. Percaya bahwa Allah telah mentakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk dan sesungguhnya terciptalah seluruh alam ini dengan qadha dan qadar-Nya.

3. Pembinaan Struktur Iman
Setelah kita mengetahui struktur iman yang dipaparkan di atas. Maka kita bisa membina dari struktur iman tersebut. Iman tidak hanya sekedar kepercayaan dan pengakuan akan adanya Allah Swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan lain sebagainya, tetapi mencakup dimensi pengucapan dan perbuatan. Keyakinan atau pengakuan merupakan gerbang pertama keimanan. Keyakinan itu adanya di hati. Ia merupakan bentuk pengakuan yang sungguh-sungguh tentang kebenaran adanya iman tersebut. Keyakinan ini, selanjutnya diikuti dengan suatu pernyataan lisan dalam bentuk melafalkan dua kalimat syahadat “aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Saw. adalah utusan Allah.”. kemudian dilanjutkan lagi dengan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dua unsur iman, keyakinan dan pernyataan lisan disempurnakan oleh unsur ketiga, yaitu perbuatan. Unsur ketiga menunjukkan bahwa iman itu memerlukan perbuatan atau kerja yang nyata. Dengan demikian, orang yang mengaku beriman kepada Allah tidak cukup dengan adanya keyakinan akan adanya Allah yang selanjutnya diucapkan dengan lisan, tetapi harus sampai pada bentuk-bentuk pengamalan segala ajaran-Nya.

BAB III
KESIMPULAN

Islam adalah perbuatan yang dilakukan oleh anggota tubuh dan tidak sah kecuali disertai dengan keimanan. Iman adalah membenarkan dengan hati dan tidak akan diterima kecuali disertai dengan mengucapkan kalimat syahadat terlebih dahulu.
Betapa pentingnya orang yang mempunyai keimanan. Untuk mengukur keimanan seseorang kita tidak bisa melihat dari penampilannya. Apakah orang yang selalu berpenampilan muslim atau muslimah yang kalau berjalan selalu tidak lupa membawa tasbih ditangannya itu orang yang tinggi imannya ataukah orang yang ada di jalan-jalan yang selalu berpenampilan urak-urakan, kerjanya nongkrong di jalan-jalan adalah orang yang rendah imannya? Kita jangan sekali-sekali mengklaim hal tersebut, Karena masalah keimanan hubungannya langsung dengan Tuhan. Tapi umumnya memang demikian.
Ada 3 unsur untuk membina keimanan yaitu keyakinan dan pernyataan lisan kemudian disempurnakan oleh unsur ketiga, yaitu perbuatan. Unsur pertama menunjukkan bahwa harus meyakini bahwa tiada yang berhak disembah kecuali Allah, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan lisan dengan membaca dua kalimat syahadat dan Unsur ketiga menunjukkan bahwa iman itu memerlukan perbuatan atau kerja yang nyata. Dengan demikian, orang yang mengaku beriman kepada Allah tidak cukup dengan adanya keyakinan akan adanya Allah yang selanjutnya diucapkan dengan lisan, tetapi harus sampai pada bentuk-bentuk pengamalan segala ajaran-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

• Al-Jazair, Thahir ibn saleh. 2000. Jawahir Kalamiyah, Terj: Ja’far Amir, Pekalongan: Raja Murah.
• An-nawawi. 2003. Arba’in Hadist an-Nawawi, Terj: ibnu Rajab al-Hanbali, Jogjakarta: Menara Kudus Jogja.
• Al-Malybari, Zainuddin Ibnu Abdul Aziz. 1995. Irsyadul ‘Ibad, Terj: Mahrus Ali, Surabaya: Mutiara Ilmu.
• Bashori, Agus hasan. 1998. Kitab Tauhid II. Jakarta: Darul Haq.
• Dasuki, Hafidh A., 1994. Enslikopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve
• Hakim, Atang Abd. Dan Jaih Mubarok. 2006. Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya.
• Sjaf, Mahhjuddin.1975. Pelajaran Agama: Serie Tauhid. Bandung: sulita.
• Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan al-Quran. Bandung: Mizan.
• Syabiq, Sayid. 1974. akidah islam: pola kehidupan manusia beriman. Bandung: dar al-kitab al-haditsah.

EKSPEDISI NAPOLEON

Januari 8, 2009 - Leave a Response

EKSPEDISI NAPOLEON
oleh : Hamzah Zatnika

A. PENDAHULUAN
Dari sisi geografis, Mesir termasuk wilayah Afrika Dari sisi sejarah dan budaya selama berabad-abad, Mesir merupakan bagian tak terpisahkan dari asia Barat. Di satu sisi, bersama-sama dua wilayah lain yang lebih luas, yaitu Suriah dan Irak. Mesir membentuk satu blok Arab, dan di sisi lain bersama-sama Afrika.
Sebelum ekspedisi Napoleon, Mesir berada di bawah kekuasaan kaum Mamluk, Dinasti Mamluk di Mesir adalah dinasti terakhir di dunia Arab untuk abad pertengahan (1250-1800). Dinasti Mamluk adalah dinasti yang luar biasa karena dinasti ini dihimpun dari budak-budak yang berasal dari berbagai ras yang dapat membentuk suatu pemerintah dan oligarki di suatu Negara yang bukan tumpah darah mereka. Sultan-sultan yang berasal dari bidak-budak ini, pantas mendapatkan acungan jempol dengan keberhasilannya mendirikan suatu Negara yang kokoh dan kuat. walaupun pada hakikatnya Mesir merupakan bagian dari kerajaan Utsmani. Namun, setelah bertambah lemahnya kekuasaan itu, Mesir melepaskan diri dan akhirnya menjadi daerah otonom.
Makalah ini akan menjelaskan tentang ekspedisi Napoleon dengan tujuan dan ide-ide yang dibawanya yang dihasilkan dari revolusi perancis

B. EKSPEDISI NAPOLEON
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman. Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. Hal ini sesuai dengan ucapannya : “Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.” Artinya kurang lebih demikian “Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan Nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”
Napoleon Bonaparte, namanya tercatat di semua buku-buku sejarah dunia. Setelah ratusan tahun lamanya Perancis dipimpin oleh raja-raja, Napoleon Bonaparte merupakan pemimipin Perancis pertama yang bergelar Kaisar, ia memerintah pada tahun 1804-1814 dan 1815. Pada masa jayanya, Napoleon Bonaparte mungkin salah satu pemimpi paling besar sepanjang sejarah manusia. Melalui karismanya yang disertai kerja keras dan ambisi gilanya, ia bertekad untuk mewujudkan mimpinya untuk menguasai seluruh Eropa. Mimpinya hampir saja terwujud, seluruh dataran Eropa hampir saja dikuasainya baik dengan diplomasi maupun peperangan. Sayang kekalahannya di Waterloo melawan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Duke of Wellington membuat ambisinya terhenti sekaligus mengakhiri kariernya sebagai Kaisar Perancis. Napoleon ditangkap dan diasingkan ke pulau terpencil St. Helena. (1815).

a. Tujuan Ekspedisi
Perselisihan antara para pemimpin Mamluk untuk mendapatkan kekuasaan Mesir terus berlanjut hingga datang tak terduga dan seolah-olah tidak dari manapun, satu keuasaan asing, penakluk hebat mendarat di Iskandariah pada Juli 1789 M, dia adalah Napoleon Bonaparte dari Perancis. Ketika terdengar berita pendaratan Perancis di Iskandariah pertama kali sampai ke telinga para pemimpin mamluk di Kairo, Abd al-Rahman al-Jabarti menyebutkan mereka tidak mengindahkan sama sekali hal itu “mereka bersandar pada kekuatannya, dan mengklaim bahwa seandainya seluruh orang prancis datang, mereka tidak akan mampu menghadapi mamluk, dan mamluk akan menginjak-injak tentara prancis dengan kaki kuda-kuda mereka”. Hal ini diikuti oleh kekalahan, kepanikan dan usaha pemberontakan.
Tujuan kedatangannya adalah untuk menghukum para Mamluk, yang ia tuduh dalam pidato kedatangannya yang disampaikan dalam bahasa Arab sebagai muslim yang tidak baik, tidak seperti dirinya dan orang Perancis lain, serta untuk mengembalikkan kekuasaan Porte. Tujuan yang sebenarnya adalah melancarkan serangan hebat pada kerajaan Inggris dengan cara memutus jalur komunikasinya dengan wilayah timur, sehingga ia memiliki daya tawar untuk menguasai dunia. Napoleon juga mempunyai tujuan lain seperti Alexander Marcedonia yang menguasai Eropa dan Asia sampai ke India. Namun, Penghancuran armada Perancis di teluk Abokir pada 1 Agustus 1798, M. tertahannya ekspedisi yang gagal di Akka pada tahun 1799 M. dan kekalahan pada pertempuran Iskandariah pada 21 Maret 1801 M. menggagalkan ambisi Napoleon di timur dan kemudian berusaha mengevakuasi pasukan Perancis dari Mesir. Wilayah Mesir yang sejak itu hanya memainkan peranan kecil dalam percaturan dunia sebagai sumber upeti dan markas operasi untuk memelihara dominasi Utsmani di Suriah dan Arab tiba-tiba terserap ke dalam pusaran Internasional sebagai gerbang menuju India dan wilayah terakhir dari kawasan timur yang ekstrim. Ekspedisi Napoleon memalingkan pandangan Negara-negara Eropa lainnya pada rute menuju India yang sekian lama terlupakan, kemudian mereka menyusun gerakan yang menimbulkan reaksi berantai sehingga menjadikan kawan-kawan timur dekat sebagai pusat badai dari intrik-intrik diplomasi orang Eropa.
Di tahun 1798 ia memimpin penyerbuan Perancis ke Mesir. Langkah ini ternyata merupakan malapetaka. Di darat, umumnya pasukan Napoleon berhasil, tetapi Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Nelson dengan mantap mengobrak-abrik armada Perancis, dan di tahun 1799 Napoleon meninggalkan pasukannya di Mesir dan pulang ke Perancis.
Pada tahun 1798 M, kekuatan ekspedisi Perancis yang dikomandani Napoleon dapat menguasai Mesir dengan mudah tidak sampai tiga minggu setelah mendarat di Iskandariah. Hal ini menandakan betapa lemahnya pertahanan Kerajaan Utsmani dan kaum Mamluk. Perancis memerintah Mesir selama tiga tahun dari tahun 1798 M. sampai 1801 M., dari sana mencoba bergerak ke Suriah, tetapi dipaksa menarik pasukannya karena intervasi Inggris Raya dan Utsmaniyyah. Setelah adanya aliansi militer resmi pertama kali antara Utsmaniyyah dan Negara-negara non muslim.
Napoleon datang ke Mesir bukan hanya membawa tentara. Dalam rombongannya terdapat 500 kaum sipil dan 500 wanita. Di antara kaum sipil itu terdapat 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Dia juga membawa 2 set alat percetakan dengan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi ini bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk keperluan ilmiah. Oleh karena itu dibentuklah lembaga ilmiah yang bernama institute d ‘Egypte yang mempunyai empat bagian ilmu, yaitu: ilmu pasti, ilmu alam, ilmu Ekonomi-Politik, dan ilmu Sastra-Seni. Publikasi yang diterbitkan lembaga ini adalah La Decade Egyptienne dan Le Courrier d ‘Egypte. Setelah terbentuknya lembaga ini, sikap-sikap perlawanan Jabarti terhadap para penguasa baru bercampur dengan semacam kekaguman kepada para sarjana dan ilmuwan yang datang bersama para penguasa tersebut “jika ada seorang muslim yang mengunjungi mereka guna melihat-lihat, mereka tidak mencegahnya memasuki tempat-tempat yang paling berharga…. Dan setiap kali mereka menemukan dalam dirinya keinginan atau hasrat akan ilmu pengetahuan, mereka menunjukkan persahabatan dan cinta kepadanya, mereka akan mengeluarkan segala macam gambar, peta, hewan, barang-barang, tanaman-tanaman, sejarah kuno dan sejarah bangsa-bangsa, serta kisah kenabian… saya sering mengunjungi mereka dan mereka menunjukkan semua hal itu. Saya lihat di sana benda-benda dan percobaan-percobaan ganjil yang menghasilkan hal-hal besar untuk dapat ditangkap oleh akal seperti yang ada pada diri kita. Ungkapan al-Jabarti itu menandakan begitu terpuruknya kaum muslimin Mesir mengenai sains dan teknologi saat itu. Keadaan menjadi berbalik 180 derajat. Kalau di Periode Klasik orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban Islam. Sedangkan di Periode Modern kaum Islam yang heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat.

b. Ide-Ide Baru yang Dibawa Napoleon
Ekspedisi Napoleon bukan hanya kepentingan militer, tetapi juga untuk keperluan ilmiah. Oleh karena itu, banyak ide-ide baru yang dibawa Napoleon yang dihasilkan dari revolusi Perancis kepada Mesir, antara lain :
a) Sistem pemerintahan Republik
Sistem pemerintahan ini yang menjadi penguasa bukanlah raja, tetapi kepala Negara dalam waktu tertentu tidak selamanya. Dia tunduk kepada Undang-undang Dasar dan bisa dijatuhkan oleh parlemen. Sistem ini sangat berlainan sekali dengan sistem pemerintahan absolut raja-raja Islam, yang tetap menjadi raja selama ia masih hidup dan kemudian digantikan oleh anaknya, tidak tunduk kepada konstitusi atau parlemen, karena kedua hal tersebut tidak ada dalam sistem kerajaan itu.
b) Ide persamaan (egalite)
Ide persamaan bertujuan agar rakyat sama-sama turut serta dalam soal pemerintahan. Kalau sebelumnya rakyat mesir tak turut dalam pemerintahan Negara mereka, kini semuanya disamaratakan untuk turut serta. Untuk itu Napoleon mendirikan suatu badan kenegaraan yang terdiri dari ulama-ulama Al-Azhar dan pemuka-pemuka dalam dunia dagang dari Cairo dan daerah-daerah. Tugas badan ini ialah membuat undang-undang, memelihara ketertiban dan menjadi perantara antara penguasa-penguasa Perancis dan umum rakyat Mesir. Di samping itu didirikan pula satu badan lain bernama Diwan Al-ummah yang dalam waktu-waktu tertentu mengadakan sidang untuk membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional. Setiap daerah mengirimkan sembilan wakil ke sidang Diwan itu, tiga dari golongan ulama dan pedagang, satu dari golongan petani, kepala desa dan kepala suku bangsa Arab. Dewan ini mempunyai seratus delapan puluh anggota dan sidang pertama diadakan dari tanggal 5 sampai 20 oktober 1798 M. keputusan yang diambil ialah menganjurkan perubahan peraturan pajak yang ditetapkan Kerajaan Usmani.
c) Ide kebangsaan
Ide kebangsaan yang terkandung dalam maklumat Napoleon bahwa orang perancis merupakan suatu bangsa (nation) dan kaum Mamluk adalah orang asing yang datang ke Mesir dari Kaukasus, jadi walaupun sama-sama orang islam tetapi berlainan bangsa dengan orang Mesir. Maklumat itu Juga mengandung kata-kata umat Mesir (اَلْأُمَّةُ اْلمِصْرِيَّةُ). Bagi orang islam di waktu itu yang ada hanyalah umat Islam (اَلْأُمَّةُ اْلِاسْلَامِيَّةُ) dan tiap orang Islam adalah saudaranya dan ia tidak begitu sadar akan perbedaan bangsa dan suku bangsa namun yang disadarinya adalah perbedaan agama. Oleh karena itu, untuk menterjemahkan kata nation ke dalam bahasa arab juga sulit. Kata Arab yang dipakai ialah al-millah (اَلْمِلََّةُ ) umpamanya dalam al-Millah Al-Faransiah untuk la nation francaise. Millah berarti agama. Kata Arab yang diapakai untuk nation ialah qaum, sya’b dan ummah.
Itulah beberapa dari ide-ide yang dibawa ekspedisi Napoleon ke Mesir, yang pada waktu itu belum mempunyai pengaruh yang nyata bagi umat Islam di Mesir. Tetapi dalam perkembangan kontak dengan Barat di abad Kesembilan belas, ide-ide itu makin jelas dan kemudian diterima dan dipraktekkan.
Bagaimanapun, ekspedisi Napoleon telah membuka mata umat Islam Mesir akan kelemahan dan kemundurannya. Mereka bisa mengetahui ketinggalannya dalam peradaban dan kemajuan Barat. Akhirnya, Para penguasa dan cendekiawan muslim mulai memperoleh gairah dengan gerakan pembaruan yang bertujuan ingin menggapai kembali kemajuan dalam Periode Klasik. Kaum muslim semakin intensif dan bersemangat mengkaji kembali doktrin-doktrin dasar Islam khususnya dihadapkan pada kemajuan Barat.

C. Penutup
Ekspedisi Napoleon datang ke Mesir bukan hanya dalam kepentingan militer tetapi juga untuk keperluan ilmiah. Tujuan napoleon sebenarnya adalah melancarkan serangan hebat pada kerajaan Inggris dengan cara memutus jalur komunikasinya dengan wilayah timur, sehingga ia memiliki daya tawar untuk menguasai dunia. Dia ingin mengikuti jejak Alexander Marcedonia yang dapat menguasai Eropa dan Asia sampai ke India. Namun, ambisinya gagal karena adanya intervasi Inggris Raya dan Utsmaniyyah. Setelah adanya aliansi militer resmi pertama kali antara Utsmaniyyah dan Negara-negara non muslim.
Selain itu, Napoleon membawa ide-ide baru akibat dari revolusi Perancis ke Mesir, antara lain: sistem pemerintahan republik, ide persamaan, dan ide kebangsaan. Itulah beberapa dari ide-ide yang dibawa ekspedisi Napoleon ke Mesir, yang pada waktu itu belum mempunyai pengaruh yang nyata bagi umat Islam di Mesir. Tetapi dalam perkembangan kontak dengan Barat di abad Kesembilan belas, ide-ide itu makin jelas dan kemudian diterima dan dipraktekkan.

DAFTAR PUSTAKA

 Hitti, Philip K. 2005. A History of The Arabs: From The Earlist Times to The Present. Terj: R. Cecep Lumkan Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
 Hourani, Albert. 2004. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim. Terj: Irfan Abu Bakar. Bandung: Mizan Pustaka.
 Nasution, Harun. 1994. Pembaruan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
 Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-akar Sejarah, social, politik, dan budaya umat islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Hello world!

Januari 8, 2009 - Satu Tanggapan

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!